Selasa, 27 November 2012

Daun Senthe



Daun senthe adalah makanan pokok gurami, terutama untuk ikan gurame berukuran dewasa. Daun sente ini merupakan pakan alami ikan gurame, karena sipat gurame adalah omnivora yang kecenderungan herbivora (pemakan tumbuhan).

Dengan memelihara daun sente di pematang kolam maka kita akan mendapat beberapa keuntungan. Keuntungan yang dapat diperoleh yaitu kita dapat mengurangi biaya pembelian pakan (pelet) karena kebutuhan makan ikan gurame sebagian sudah dipenuhi oleh daun sente. 

Selain itu keuntungan dengan menanam daun sente di pematang kolam yaitu bisa melindungi kolam terhadap sinar matahari, sehingga sinar matahari tidak langsung jatuh ke kolam, hal ini terutama untuk ikan yang masih berukuran kecil (benih) yang suka pada daerah yang teduh sebagai tempat berlindung.

Daun sente juga digunakan sebagai perangkap keong sawah yang menjadi hama tanaman padi. Yakni dengan cara menaruh daun sente di pojokan sawah tiap pagi dan sore. Keberadaan daun sente akan mengundang keong sawah untuk memakannya dan kita akan dengan mudah mengambil keong-keong tersebut dari sawah.

Rabu, 21 November 2012

Pestisida untuk aphid


BAHAN-BAHAN :
  1. Bawang putih 1 genggam (+- 8-10 siung)
  2. Cabe 1 genggam
  3. Sabun batangan 1/4 bagian
  4. Tembakau 1 genggam
  5. Jahe 1 rimpang
  6. Daun Sirsak 2 genggam


CARA MEMBUAT :
  • Bawang & jahe di peprek, cabe di iris menjadi 2 bagian
  • Daun sirsak dihancurkan (blender)
  • Sabun batangan diiris kecil2
  • Masukkan batangan sabun ke dalam panci
  • Tambahkan tembakau dan air +- 1 liter, selanjutnya direbus hingga mendidih.
  • Tunggu hingga dingin
  • Masukkan kedalam botol air mineral 1.5 lt, dan diamkan +- 24 jam.


CARA PEMAKAIAN :
  • Perbandingan 1 : 25 (1 liter larutan + 25 liter air)
  • Semprotkan pada daun dan batang berikut daun bagian bawah.
  • 1 minggu sekali sejak tanam atau 2x seminggu


NB :
  • LEBIH BAGUS LAGI KALAU SEMUA BAHAN (KECUALI SABUN) DIBENDER. SEBELUMNYA DI REBUS DULU SEBENTAR BIAR EMPUK, BARU BLENDER, TERUS MASAK LAGI SAMPE MENDIDIH
  • SAAT MEREBUS, TINGGI PANCI DAN AIR JANGAN SAMA, SUKA LUBER
  • CAIRAN SEPERTI ADA SERBUK PUTIH MESKI DI SARING (GA MASALAH)
  • PEMAKAIAN TIDAK PATOKAN SEPERTI ATURAN DI ATAS, TERGANTUNG DARI KONDISI TANAMAN (PARAH APA ENGGA)
  • HATI2 KENA MATA/WAJAH, RASANYA CUKUP PANAS


* Hasil dari aplikasi pestisida Aphid

Selasa, 20 November 2012

MOL Sabut Kelapa


Resep MOL ini istimewa dibandingkan dengan resep-resep MOL yang lain, karena konon MOL ini kaya akan unsur K. Bahan dan cara pembuatannya juga suangat mudah zekali. 

Bahan-bahan :
  1. Sabut Kelapa
  2. Air bersih

Cara pembuatan :
  1. Masukkan sabut kelapa ke dalam drum. Jangan penuh-penuh.
  2. Masukkan air sampai semua sabut kelapa terendam air.
  3. Drum ditutup dan dibiarkan selama dua minggu.
  4. Air yang sudah berwarna coklat kehitaman digunakan sebagai MOL

Selain sabut kelapa bisa juga ditambahkan dengan jerami kering. Penambahan jerami bisa bermanfaat sebagai pestisida nabati. 

Cara Pemakaian :
MOL bisa disiramkan atau disemprotkan ke tanaman. Cara pemakaian sama seperti MOL-MOL yang lain. 

Selamat mencoba.

Senin, 19 November 2012

Pestisida Daun Babadotan


Daun bebadotan (Ageratum conyzoides) yang dianggap sebagai gulma ternyata bermanfaat sebagai insektisida botani, karena mengandung saponin, flavanoid, pelifenol dan minyak atsiri. Isektisida botani dari tanaman ini dapat dibuat dengan cara :
  1. Menumbuk halus daun babadotan
  2. Rendam 10 gram bubuk daun babadotan dalam 100 ml pelarut metanol. Atau dengan detergen dengan cara merendam 0,5 kg daun babadotan dalam 1 liter air ditambah 1 gram deterjen.
  3. Campuran ini diendapkan selama satu malam.
  4. Cairan hasil ekstrasi dicampur dengan air dengan konsentrasi 1% (10 ml cairan ekstrasi dicampur dengan 1 liter air), cairan ini sudah cukup beracun bagi serangga.
  5. Tepung daun tanaman ini jika dicampur dengan tepung terigu, mampu menghambat pertumbuhan serangga menjadi kepompong (Kardinan, 2000).

Pembuatan Pupuk Cair Sederhana

BAHAN dan ALAT :
  • 1 liter bakteri (EM*)
  • 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
  • 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
  • 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
  • 30 kg kotoran hewan
  • Air secukupnya
  • Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat

CARA PEMBUATAN :
  • Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
  • Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
  • Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
  • Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
  • Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
  • Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.

KEGUNAAN :
  • Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
  • Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
  • Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.