Senin, 19 November 2012

Pembuatan BOKASI (Pupuk Organik)


BOKASI adalah pupuk organik yang berasal dari jerami, sisa dapur, atau pupuk kandang yang dicampur dengan sekam padi dan difermentasikan dengan bahan EM 4.
Penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian secara terus menerus dapat merusak tanah, oleh karena itu penggunaan pupuk BOKASI yang meru pakan pupuk organik sangat baik bagi lahan pertanian untuk tetap menjaga kesuburan tanah. BOKASI ini selain menambah unsur hara pada tanah, juga bermanfaat untuk memperbaiki struktur dan tekstur tanah.
Sebagai pupuk, BOKASI mempunyai kekurangan ataupun kelebihan dalam penggunannya pada lahan pertanian.

KELEBIHAN BOKASI :
  • Dapat dibuat sendiri oleh petani, sehingga tidak tergantung kepada pupuk kimia yang harganya semakin mahal.
  • Biaya pembuatannya lebih murah.
  • Memperbaiki struktur tanah. Tanah menjadi gembur, perembesan air lebih cepat, daya tahan terhadap erosi lebih kuat dan tanah lebih mudah diolah.
  • Mengandung unsur hara yang lebih lengkap, baik mikro maupun makro.
  • Melepaskan unsur-unsur hara yang terikat oleh tanah dan menahannya dari tercuci oleh air hujan.
  • Memberikan suasana lingkungan yang baik bagi kehidupan jasad renik dalam tanah, sehingga bahan organik tanah dapat diurai oleh jasad renik untuk dimanfaatkan oleh tanaman.

KEKURANGAN BOKASI :

  • Kandungan unsur haranya belum dapat dihitung.
  • Membutuhkan ketrampilan serta ketekunan dalam pembuatannya.
  • Pemberiannya tidak dapat diatur.
  • Pupuk alam memerlukan waktu agak lama untuk dapat dimanfaatkan oleh tanaman, karena proses penguraiannya lambat.
  • Unsur haranya relatif kecil, sehingga diperlukan pupuk dalam jumlah banyak dan menjadi kurang praktis.
  • Bahan kadang-kadang sulit diperoleh.

ALAT-ALAT
Alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan bokasi adalah :

  1. Cangkul
  2. Sekop/sorok
  3. Pisau besar/bendo
  4. Sendok
  5. Termometer
  6. Karung Goni

CARA PEMBUATAN
  1. BOKASI JERAMI

  2. Bahan-bahan :
    • Jerami padi : 100 Kg
    • Sekam padi : 100 Kg
    • Dedak / Katul : 5 Kg
    • Gula pasir : 5 sendok makan
    • EM4 : 100cc (10 sendok makan)
    • Air secukupnya

    Cara Pembuatan :
    • Potong-potong jerami sepanjang 1 - 2cm.
    • Campurkan jerami yang sudah dipotong-potong, dengan sekam padi dan dedak/katul, lalu aduk sampai rata.
    • Buatlah larutan gula dan EM 4 dalam ember, yang banyak cukup untuk membasahi campuran antara jerami, sekam dan katul.
    • Campurkan larutan tadi ke dalam adukan jerami, sekam, dan dedak/katul. Aduk sampai merata.
    • Untuk mengetahui air sudah cukup atau belum, bisa diuji dengan menggenggam hasil adukan. Apabila adukan tadi digenggam sudah tidak menggumpal, tapi tidak sampai mengeluarkan air, berarti air sudah cukup.
    • Letakkan adukan tadi di tempat kering (kalau bisa kedap air), terhindar dari sinar matahari langsung, dan tidak kehujanan.
    • Ratakan adukan tersebut dengan ketebalan gundukan 15-20 cm.
    • Pasang termometer.
    • Tutup dengan karung goni.
    • Setelah hari kedua atau 24 jam setelah ditutup karung goni aduk lagi sampai rata dan lakukan tiap 6 jam sekali.
    • Usahakan suhu tidak melebihi 50ºC. Apabila mendekati 50ºC dapat dilakukan pengadukan kembali untuk menjaga agar bokasi tidak cepat membusuk/rusak.
    • Setelah hari keempat biasanya panas mulai menurun, sehingga tidak perlu diadakan pengadukan kembali. Setelah dinginnya normal, bokasi sudah siap digunakan.

  3. BOKASI PUPUK KANDANG

  4. Bahan-bahan :
    • Kotoran hewan (sapi, kambing, kerbau, ayam, kuda, dll) : 300 Kg
    • Sekam padi : 100 Kg
    • Dedak/katul : 10g
    • Gula pasir : 10 sendok makan
    • EM 4 : 200cc (20 sendok makan)
    • Air secukupnya

Cara Pembuatan :
  • Aduk secara merata kotoran hewan, sekam padi, dan katul.
  • Masukkan larutan air, EM4, dan gula pasir, dan diaduk sampai merata.
  • Untuk mengetahui air sudah cukup atau belum, bisa diuji dengan menggenggam hasil adukan. Apabila adukan tadi digenggam sudah tidak menggumpal, tapi tidak sampai mengeluarkan air, berarti air sudah cukup.
  • Letakkan adukan tadi di tempat kering (kalau bisa kedap air) teduh/terhindar dari sinar matahari langsung, dan tidak kehujanan.
  • Ratakan adukan tersebut dengan ketebalan gundukan 15-20 cm.
  • Pasang termometer.
  • Tutup dengan karung goni.
  • Setelah hari kedua atau 24 jam setelah ditutup karung goni aduk lagi sampai rata dan lakukan tiap 6 jam sekali.
  • Usahakan suhu tidak melebihi 50ºC. Apabila mendekati 50ºC dapat dilakukan pengadukan kembali untuk menjaga agar bokasi tidak cepat membusuk/rusak.
  • Setelah hari keempat biasanya panas mulai menurun, sehingga tidak perlu diadakan pengadukan kembali. Setelah dinginnya normal, bokasi sudah siap digunakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
  • Jangan sampai terlupakan pengadukan untuk menjaga agar suhu tidak melebihi 50ºC.
  • Perbandingan bahan bokasi harus benar-benar pas.

  • Sumber :
    Buku Sahabat Petani, DPC PDI Perjuangan Kab. Purworejo, 2007.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar